Keheningan Ini dan Musik Itu
Keheningan ini dan musik yang syahdu itu
Ya keheningan malam dan musik itu
Mengantarkan aku untuk berhenti sejenak,
Musik itu merongrong dan menukik ke dalam relung hati yang rapuh ini,
Jiwaku terbang melayang bercumbu bersama sang empunya malam,
Sambil berharap aku bertemu denganmu weta momang
Ya keheningan malam dan musik itu
Mengantarkan aku untuk berhenti sejenak,
Musik itu merongrong dan menukik ke dalam relung hati yang rapuh ini,
Jiwaku terbang melayang bercumbu bersama sang empunya malam,
Sambil berharap aku bertemu denganmu weta momang
Keheningan ini dan musik yang syahdu itu,
Nafasku sejenak berhenti, memberontak dan menghembuskan lagi,
Weta, dan engkaupun tau apa yang saya rasakan sekarang ini,
Dunia tidak begitu adil bagimu
Nafasku sejenak berhenti, memberontak dan menghembuskan lagi,
Weta, dan engkaupun tau apa yang saya rasakan sekarang ini,
Dunia tidak begitu adil bagimu
Keheningan ini dan musik yang syahdu itu,
Hentakkan nada yang indah dan mendayung,
Berkolaborasi dengan kesunyian malam ini,
Membongkar isi hati yang mungkin sudah busuk karena lama terpendam.
Hentakkan nada yang indah dan mendayung,
Berkolaborasi dengan kesunyian malam ini,
Membongkar isi hati yang mungkin sudah busuk karena lama terpendam.
Keheningan ini dan musik yang syahdu itu,
Dengan berani meluluhlantahkan tembok- tembok kesenangan ini,
Sedihpun datang, air mata mengalir tak terbendung
Bak darah segar mengalir deras dari luka yang baru,
Dengan berani meluluhlantahkan tembok- tembok kesenangan ini,
Sedihpun datang, air mata mengalir tak terbendung
Bak darah segar mengalir deras dari luka yang baru,
Keheningan ini dan musik yang syahdu itu,
Weta geong,
Malam ini kuhembuskan nafas kecemasan dan kesedihan ini,
Dan mungkin engkau tau sebelum aku mengirim pesan ini,
Bapak dan mama sedang sakit,
Sampaikan pesan ini pada sang Raja Penguasa alam semesta,
Katakanlah biarkanlah aku yang menanggung semuanya..
Weta geong,
Malam ini kuhembuskan nafas kecemasan dan kesedihan ini,
Dan mungkin engkau tau sebelum aku mengirim pesan ini,
Bapak dan mama sedang sakit,
Sampaikan pesan ini pada sang Raja Penguasa alam semesta,
Katakanlah biarkanlah aku yang menanggung semuanya..
Mrican, 04 Januari 2016
Pecahan Inspirasi
Tuhan, Saya Lupa Cara Berdoa
Engkau datang tanpa kabar
Sadarpun tak kurasa
Ketika Engkau datang,
Sadarkanlah saya.
Jangan biarkan tidurku panjang tanpa meninggalkan sepatah kata.
Ah Tuhan,
Saya lupa cara memujamu,
Berlutut, membungkuk, tangan terangkat?
Entahlah..
Mungkin Engkau akan menjawab,
Cintailah sesamamu seperti engkau mencintai dirimu sendiri..
Jawab itu disaat orang bertanya..
Itu sudah cukup buat kamu..
Condongcatur, 24 November 2015
Worker
You fight till die
Night like a morning
You sing a sunday morning
Morning till night
You shift without cry
Going home is must
No matter morning or night
Sunset
Hard to see you in the west
I try to turn left,
There's a man like a banner
Your cute face disappear
Raise fear for a while,
Please shine my life,
And I'll find her cutest smile.
Yogyakarta, 19 November 2015
Aku Pengen Pergi??
Bagaiman jika anda sudah tidak nyaman lagi dengan keadaan disekitar anda? Akankah anda bertahan sambil menahan kepedihan yang anda alami? Ataukah anda mencari cara lain untuk mengatasi situasi ini? Itu tergantung pribadi anda masing-masing.
Mengapa anda merasa tidak nyaman dengan linkungan anda? Adakah masalah yang menghantui pikiran anda? Kejadian seperti ini bisa menimpa siapa saja, entah tukang becak, pelajar, pekerja kantoran atau bahkan sang presiden yang pecah kongsi dengan wakilnya. Entalah. Yang pasti semua ini sudah sangat lumrah terjadi dalam hidup kita.
Kasus seperti ini sering kali muncul ketika seseorang meninggalkan zona nyaman atau bahasa para "bule" Comfort Zone. Nah, saya akan menceritakan pengalaman yang sedang dialami atau dirasakan oleh teman saya. Sebut saja namanya Bernabas. Bernabas adalah seorang fresh graduate dari sebuah perguruan tinggi sewasta di sebuah kota di Jawa Tengah. Dia mengambil jurusan Sastra Indonesia yang sudah tidak laku lagi bagi anak muda zaman sekarang yang sukanya pakai bahasa orang asing. Dia menempuh pendidikan S1 dengan waktu yang tidak bersahabat 4,5 tahun. Waktu yang cukup lama bagi mahasiswa pada umumnya. Walupun agak lama, dia tetap sabar menjalani masa perkulihaannya sampai pada akhirnya dia lulus dari perguruan tinggi tersebut.
Sebagai seorang sarjana sastra, tentunya dia memiliki cita-cita menjadi sastrawan. Tetapi kenyataannya tidak seperti yang ia harapkan. Dia menyimpang dari cita-citanya. Dia bekerja sebagai admin di sebuah bank nasional. Dia menjalani masa training selama tiga bulan. Masa tersebut wajar bagi semua pekerja yang baru masuk dunia kerja. Awalnya baik -baik saja. Dia menjalani hari-harinya dengan penuh sukacita. Dia memiliki banyak teman baru entah itu cewek ataupun cowok. Seperti biasanya, dia ramah dengan semua orang. Dia ingin berkenalan dengan semua orang. Dia ingin memiliki banyak teman. Intinya dia senang menjalani hari-harinya di lingkungan baru.
Tiga bulan berlalu. Si Bernabas dipanggil oleh atasannya untuk menandatangi kontrak kerja yang baru. Dia tanpa pikir panjang menandatangani kontrak kerja tersebut. Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Hari-hari bernabas mulai berubah. Dia mulai tidak nyaman dengan keadaan di sekitar. Dia mulai terusik, terganggu dengan cara teman-temannya bergaul.
Bernabas mulai bergulat dengan masalah ini. Kayaknya masalah ini sungguh menyiksa energinya. Dia berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi masalah ini. Setiap hari berusaha merefleksi apa yang salah dengan tingkah lakunya. Setiap hari. Great Job Bernabas.
Bernabas menemukan faktor penyebab mengapa dia merasa tidak nyaman dengan keadaan di tempat kerjanya. Si lelaki tampan ini salah paham dengan seorang teman dekatnya. Bernabas sungguh menyadari kesalahannya. Dia berusaha memperbaiki kesalahannya dan mulai membina hunbungan baik dengan temannya. Singkat cerita hubungan Bernabas dengan temannya kembali normal seperti semula.
Dia menjalani hari-hari seperti biasanya. Dia berangkat ke kantor jam 09.00 AM dan pulang pada jam 05.00 PM.
Pada suatu ketika tepatnya pada tanggal 11 Januari 2016, Bernabas memiliki masalah lagi. Weleh weleh Bernabas. Sukanya cari masalah aja. Teman saya ini agak sedikit masalah dengan teman kerja yang lainnya. Dia tidak suka dengan teman yang lain. Nah loh. Begini ceritanya. Suasana kerja di kantor tempat Bernabas lumayan baik. Kog pakai lumayan Bas? Iya bro. Teman-teman yang lainnya sih suka berkelompok. Kayak anak Esma aja. Haha. Masa orang kantoran bergaulnya seperti itu? Dimana tingkat kedewasaan kalian? Jawab sendiri ya.
Kembali lagi ke permasalahan Mas Bernabas. Mas ganteng ini sudah tidak tahan lagi dengan cara bersosialisasi teman-temannya. Lama- kelamaan dia bosan dengan keadaan atau situasi kerja di perusahaan tempat dia bekerja. Sudah tidak tahan dengan beratnya beban itu, dia memutuskan untuk berpikir ulang mengenai kontraknya. Pada tanggal 21 Februari 2016, dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Itu sedikit cerita dari teman saya yang kalah menghadapi tekanan di dunia kerja.
Nah, adakah nilai yang kita dapat dari sepenggal pengalaman di atas? Tentu ada. Beranilah stepping out from your comfort zone. Orang yang besar, luar biasa dan hebat lahir dari pengalaman yang sangat getir dan pahit, dari peluh berdarah dan ganas. Jadilah manusia yang tangguh dan kuat. Lalulilah laut keganasan duniawi, telusuri lorong-lorong gelap yang penuh bau busuk itu karena di ujung sana akan ada sayap yang membawamu kepada cahaya abadi.
Yogyakarta, 18 November 2015
Akankah Kesepian ini Berlanjut?
Kesepianku
Ya kesepian. Kesepian ini sudah berteduh dalam jiwa ini tidak begitu lama. Entah mengapa, saya juga tidak mengetahui dengan pasti alasannya mendatangi diriku yang sedang menyendiri. Kata sepi sudah sangat familiar bagi semua orang termasuk sang penulis. Sepi merangsang banyak perspektif dari ribuan, jutaan, miliaran dan triliunan kepala di seluruh jagat raya. Ada yang mengatakan sepi atau kesepian itu sungguh sangat menyakitkan. Disisi lain ada yang berpendapat lain. Semuanya itu merupakan hal yang wajar.
Dan hari ini sepi itu tidak pernah mengetuk atau memangil nama saya. Dia langsung masuk ke lubuk hatiku yang paling dalam. Hanya dialah tamu saya hari ini. Sungguh spesial. Ya sungguh spesial. Sebagai tuan rumah yang baik saya ingin menemani sang tamu tak diundang ini. Sejenak saya saya berpikir, apa yang harus saya lakukan menghadapi kuatnya tatapan sang sepi. Menit berganti menit dan jam berganti jam. Tamuku tak ujung pulang.
Kutuangkan segelas susu murni agar dia lekas segar dan pulang meninggalkanku. Tapi dia tidak mau beranjak dari gubukku yang sudah lapuk. Kubiarkan dia beristirahat sesaat di raga ini mungkin dia agak lelah. Dia juga tidak kunjung pulang.
Dan akupun mulai gusar dan muak. Seharusnya saya tidak marah dan ganas dengan tamuku. Toh dia pasti akan pulang. Tamuku yang lugu ini mungkin tidak akan melanglang buana di istana ragaku jika istana yang lain dapat mengerti apa yang saya rasakan. Iya. Mengerti apa yang saya rasakan. Memang susah mengajak istana empunya orang lain, karena mereka memiliki penjaga yang sangar dan garang. Atau instanakulah yang enggan membuka pintu emasnya untuk yang lain? Mungkin iya ataupun mungkin tidak.
Sudahlah...
Tidak perlu mempertanyakan istana mereka. Peliharalah istanamu sendiri. Suatu saat nanti istana nan megah akan membuka pintu emasnya untuk menjemput istanamu dan kesepian pun akan hilang.
Yogyakarta, 17 November 2015
Bersabarlah, Semuanya Akan Baik-Baik Saja
![]() |
"Karena engkau akan tahu apa yang akan kamu petik ketika engkau bisa mengengam kesabaran itu. Karena kesabaran senang bedampingan bahkan menikah dengan yang namanya kebahagiaan"
Hai Selamat Pagi, Selamat Hari Selasa
Berjumpa lagi denga saya Alvaro yang sedang rajin-rajinnya menulis. Semoga hari ini anda mendapatkan sesuatu yang bermanfaat bagi hidup anda dan lingkungan sekitar anda. Hari selasa memang sedikit berbeda dengan hari selasa minggu-minggu kemarin. Hari ini ada secuil kisah yang ingin saya tuangkan di blog kesayangan saya ini gan. Entah mengapa, pekerjaan saya hari ini kayaknya agak menguras pikiran dan tenaga. Jika tidak terbiasa menghadapi situasi seperti ini, bisa-bisa saya gila nih. Hahaha. Daripada saya gila dan setress, lebih baik saya muntahkan energi-energi negatif yang ada di dalam hati dan pikiran saya.
Begini agan dan aganwati. Ada customer yang ingin melakukan koversi mata uang dari IDR ke USD. Dan dia mengkonversi uangnya ke exchanger. Ya ialah. Masa ditukar ke indomaret. Emang anak kos-kosan yang kere di akhir bulan? Haha. Padahal saya juga anak kos-kosan. Preett. Customer saya nih kayaknya sudah sangat kesal dengan kelambanan pihak exchanger. Mungkin karena dia muak dengan pihak yang dia sebut exhanger, dia langsung menghubungi perusahan tempat saya bekerja. Kebetulan sebut saja si Gaba masuk ke line chat saya. Langsung saja saya sapa" Selamat Pagi, Selamat datang di JualPay". Si Gaba tidak langsung menjawab ga. Kira-kira tiga menit saya menunggu, nampaklah batang hidung Gaba. Dia langsung menceritakan masalah yang sedang ia hadapi. Dia menceritakan secara runtut dan detail mengenai transaksi yang berjalan lamban tersebut. Sebagai pelayan yang baik hati dan suka menabung, saya menjawab dengan baik semua keluhan dari Gaba. Singkat cerita, Si Gaba mulai memarahi saya. Dia mulai meminta agar pihak exchanger yang bekerja sama dengan perusahan saya harus di coret dari merchant. Wahhh gawat nih gan. Gaba mulai naik pitam nih. Pie ki? Saya berusaha menahan segala macam bentuk agresivitas psikologis atau "sabar" agan dan aganwati. Saya berharap Gaba besabar menunggu proses yang sedang berlangsung. Tim kami sedang bekerja sangat keras untuk menghandle masalah si Gaba nih. Padahal kalau kami tidak mau mengurus juga tidak apa-apa gan. Soalnya, yang menukar di exchanger siapa? Saya? Loe kali bro. Daripada masalah tambah rumit, saya menyarankan agar si Gaba nih mengirim email ke atasan saya agar masalah ini segera diproses. Akhirnya Gaba mengikuti saran saya. Puji Tuhan. Satu tantangan sudah terlewati dan lenyap di telan bumi.
Jadi berdasarkan pengalaman saya di atas sebagai Customer Service dan pekerja kantoran, ada beberapa hal yang agan dan aganwati harus perhatikan nih. Yang pertama, jangan gampang dislokasi psikologis atau tidak sabar gan. haha. Yang kedua, berbicaralah yang sopan dengan sesama manusia coy. Jangan asal muncrat sana, muncrat sini. Itu menyakitkan coy. Yang ketiga, bagi pekerja kantoran. Besikapalah yang sopan dan bijaksana ketika anda menghadapi masalah. Tanyakan solusi kepada atasanmu. Karena atasanmu mungkin akan memberikan solusi yang dapat membantumu keluar dari masalah.
Subscribe to:
Posts (Atom)