Aku Pengen Pergi??
Bagaiman jika anda sudah tidak nyaman lagi dengan keadaan disekitar anda? Akankah anda bertahan sambil menahan kepedihan yang anda alami? Ataukah anda mencari cara lain untuk mengatasi situasi ini? Itu tergantung pribadi anda masing-masing.
Mengapa anda merasa tidak nyaman dengan linkungan anda? Adakah masalah yang menghantui pikiran anda? Kejadian seperti ini bisa menimpa siapa saja, entah tukang becak, pelajar, pekerja kantoran atau bahkan sang presiden yang pecah kongsi dengan wakilnya. Entalah. Yang pasti semua ini sudah sangat lumrah terjadi dalam hidup kita.
Kasus seperti ini sering kali muncul ketika seseorang meninggalkan zona nyaman atau bahasa para "bule" Comfort Zone. Nah, saya akan menceritakan pengalaman yang sedang dialami atau dirasakan oleh teman saya. Sebut saja namanya Bernabas. Bernabas adalah seorang fresh graduate dari sebuah perguruan tinggi sewasta di sebuah kota di Jawa Tengah. Dia mengambil jurusan Sastra Indonesia yang sudah tidak laku lagi bagi anak muda zaman sekarang yang sukanya pakai bahasa orang asing. Dia menempuh pendidikan S1 dengan waktu yang tidak bersahabat 4,5 tahun. Waktu yang cukup lama bagi mahasiswa pada umumnya. Walupun agak lama, dia tetap sabar menjalani masa perkulihaannya sampai pada akhirnya dia lulus dari perguruan tinggi tersebut.
Sebagai seorang sarjana sastra, tentunya dia memiliki cita-cita menjadi sastrawan. Tetapi kenyataannya tidak seperti yang ia harapkan. Dia menyimpang dari cita-citanya. Dia bekerja sebagai admin di sebuah bank nasional. Dia menjalani masa training selama tiga bulan. Masa tersebut wajar bagi semua pekerja yang baru masuk dunia kerja. Awalnya baik -baik saja. Dia menjalani hari-harinya dengan penuh sukacita. Dia memiliki banyak teman baru entah itu cewek ataupun cowok. Seperti biasanya, dia ramah dengan semua orang. Dia ingin berkenalan dengan semua orang. Dia ingin memiliki banyak teman. Intinya dia senang menjalani hari-harinya di lingkungan baru.
Tiga bulan berlalu. Si Bernabas dipanggil oleh atasannya untuk menandatangi kontrak kerja yang baru. Dia tanpa pikir panjang menandatangani kontrak kerja tersebut. Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Hari-hari bernabas mulai berubah. Dia mulai tidak nyaman dengan keadaan di sekitar. Dia mulai terusik, terganggu dengan cara teman-temannya bergaul.
Bernabas mulai bergulat dengan masalah ini. Kayaknya masalah ini sungguh menyiksa energinya. Dia berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi masalah ini. Setiap hari berusaha merefleksi apa yang salah dengan tingkah lakunya. Setiap hari. Great Job Bernabas.
Bernabas menemukan faktor penyebab mengapa dia merasa tidak nyaman dengan keadaan di tempat kerjanya. Si lelaki tampan ini salah paham dengan seorang teman dekatnya. Bernabas sungguh menyadari kesalahannya. Dia berusaha memperbaiki kesalahannya dan mulai membina hunbungan baik dengan temannya. Singkat cerita hubungan Bernabas dengan temannya kembali normal seperti semula.
Dia menjalani hari-hari seperti biasanya. Dia berangkat ke kantor jam 09.00 AM dan pulang pada jam 05.00 PM.
Pada suatu ketika tepatnya pada tanggal 11 Januari 2016, Bernabas memiliki masalah lagi. Weleh weleh Bernabas. Sukanya cari masalah aja. Teman saya ini agak sedikit masalah dengan teman kerja yang lainnya. Dia tidak suka dengan teman yang lain. Nah loh. Begini ceritanya. Suasana kerja di kantor tempat Bernabas lumayan baik. Kog pakai lumayan Bas? Iya bro. Teman-teman yang lainnya sih suka berkelompok. Kayak anak Esma aja. Haha. Masa orang kantoran bergaulnya seperti itu? Dimana tingkat kedewasaan kalian? Jawab sendiri ya.
Kembali lagi ke permasalahan Mas Bernabas. Mas ganteng ini sudah tidak tahan lagi dengan cara bersosialisasi teman-temannya. Lama- kelamaan dia bosan dengan keadaan atau situasi kerja di perusahaan tempat dia bekerja. Sudah tidak tahan dengan beratnya beban itu, dia memutuskan untuk berpikir ulang mengenai kontraknya. Pada tanggal 21 Februari 2016, dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Itu sedikit cerita dari teman saya yang kalah menghadapi tekanan di dunia kerja.
Nah, adakah nilai yang kita dapat dari sepenggal pengalaman di atas? Tentu ada. Beranilah stepping out from your comfort zone. Orang yang besar, luar biasa dan hebat lahir dari pengalaman yang sangat getir dan pahit, dari peluh berdarah dan ganas. Jadilah manusia yang tangguh dan kuat. Lalulilah laut keganasan duniawi, telusuri lorong-lorong gelap yang penuh bau busuk itu karena di ujung sana akan ada sayap yang membawamu kepada cahaya abadi.
Yogyakarta, 18 November 2015
1 komentar: